November 28, 2009

Yatto. Mou Owatta...

Akhirnya tuntas semua tugas ahir untuk UAS kali ini. 5 buah translate-an, 2 artikel dan 1 cerpen (tapi malah jd ky cerbung, soalnya mana ada cerpen yang panjangnya sampai 11 halaman? hihi..), 212 soal dari 11 bab yang ga semua bisa kebaca kanjinya, ugh..

Setelah proses penyelesaiannya yg jatuh-bangun (jatuh lagi, =P), karena udah kesana-kemari nyari bahan tapi referensi masih kurang, berapa kali ganti ide, ga ada inspirasi, stuck d tengah jalan, sampai saat-saat dimana kemalasan yang sangat datang mendera sehingga tugas terbengkalai (tapi ga lama-lama kok prokars-nya) hehe..

Tapi walaupun begitu, tetap bangkit dan semangat menyelesaikan tugas sebelum UAS menghampiri.. 'NANA KOROBI YA OKI' 7 kali jatuh 8 kali bangun, itu filosofi yang selalu menyertai boneka daruma. Boneka kayu berwarna merah (wow! Merah! pengen! >_<) yang bentuknya cembung, jika didorong jatuh, maka akan kembali berdiri seperti semula.

Tapi terlalu lebay sih, kalo disamakan dengan pribahasa itu.. Wong cuma tugas akhir yang butuh ketekunan dan ketelitian saja kok dalam mengerjakannya... ck..ck..ck..

Finally, kimatsu no yasumi ga chikazuite kuru...
Happy Holiday! >_<

November 20, 2009

Bengawan Solo di Jepang


Tahun 1947, dua tahun setelah Bangsa kita memproklamirkan kemerdekaan, piringan hitam lagu Begawan Solo diterbitkan, dan teksnya diterjemahkan secara bebas kedalam bahasa Jepang (waaa~ keren ya!).
Pada waktu itu tidak lama setelah Perang Dunia II selesai, lagu Bengawan Solo sangat populer di Jepang. Saat itu lagu Bengawan Solo dinilai dapat menghibur hati rakyat jepang yang sedang bingung dan hancur. Ketika kota Hiroshima dan Nagasaki habis dibom rata oleh tentara sekutu dan Tokyo pun menjadi abu secara luas, rakyat Jepang berusaha mati-matian untuk bangkit seperti sedia kala... (malah sekarang bisa jauh lebih baik dan lebih maju lagi). Mungkin lirik lagu Bengawan Solo tersebut dapat memotivasi mereka, bangsa Jepang, untuk mengembalikan kondisi Jepang seperti sedia kala.
Mengembalikan kondisi politik dan ekonomi negara setelah dua kota yang lumayan besar dan diperhitungkan pada saat itu hilang, rakyat kelaparan, anak-anak kehilangan orang tuanya, dan orang-orang kehilangan tempat tinggal, serta mata pencahariannya, memang tidaklah mudah dan belum dapat dibayangkan ketika itu. Semua hilang. Yang tersisa hanya semangat untuk membangun dan menunjukkan bahwa bangsa Jepang mampu bangkit.
Sejak saat itu banyak semboyan-semboyan untuk berjuang dan meningkatkan semangat. Apapun bentuknya, dalam lagu, film, pendidikan anak-anak di sekolah, dan masih banyak lagi.
Kemudian, banyak film jepang ketika itu yang menggunakan lagu Keroncong Bengawan Solo didalam filmnya. Bahkan sutradara Ichikawa-Kon membuat sebuah film, judulnya “Bengawan Solo” di tahun 1951. Katanya sih para tokohnya diberi nama Kartini, Suherman, Aisyah, dll. Tetapi tetap dibintangi oleh orang jepang (hehe.. adaaaa aja org jpg ni...)
Sekarang informasi tentang indonesia bisa didapat dengan mudah dan jauh lebih banyak daripada hanya sekedar lagu Bengawan Solo pada masa itu. Tetapi kenyataannya setelah Bengawan Solo, lagu Indonesia yang menjadi populer di Jepang belum pernah muncul lagi. (Miris memang...) Sedangkan lagu-lagu jepang, film, komik, bahkan produk-produknya mudah sekali ditemukan di negara kita.
Tetapi saya yakin, Indonesia mampu bersaing, buakn hanya dengan Jepang, melainkan dengan seluruh negara. Meskipun saat ini masih berlabel ‘Negara Berkembang’ pasti suatu saat akan diakui dunia sebagai negara maju. “Ayo Indonesia, Bangsaku tercinta, bangkitlah engkau dari tidur panjangmu! Bangkitlah engkau dari ketidakberdayaanmu! Indonesia harus kuat!”


[Gambar : Om Google]

Agustus 15, 2009

Kalau lapar tidak bisa berjuang





Salah seorang sensei pernah menasehati, ‘Saat sedang bulan suci Ramadhan, belajar sebaiknya sesudah buka puasa’. (sebenernya lebih tepat di sebut perintah sih.. ketimbang anjuran, soalx beliau bilangx ‘tabeta atode benkyou shinasai!’) hehe...

Lalu sensei menjelaskan bahwa kegiatan otak membutuhkan banyak energi. Dalam badan manusia, otak itu organ yang membutuhkan paling banyak glukosa dan oksigen. Berat otak hanya 2,5% dari berat badan, tapi darah yang mengalir dalam otak adalah 20% dari semua darah dalam tubuh. Kalau lapar, otak tidak bisa berjalan lancar dan efisien. Tidak bisa berkonsentrasi untuk belajar.

Kata sensei, Ada satu peribahasa Jepang yang dikenal oleh siapapun asalkan orang Jepang (wiii~ padahal sih saya juga tau lho Sensei, coz pernah baca di buku =P) yaitu, "Hara ga hette wa ikusa wa dekinu" yang artinya "Kalau lapar tidak bisa berjuang". Maksudnya, untuk suatu kegiatan kita harus melakukan persiapan lengkap dan melakukannya dengan kondisi sempurna. Peribahasa ini dasar etos kerja Jepang, (katanya~) kalau anak SD masuk sekolah tanpa makan sarapan, dia pasti dimarahi oleh gurunya. "Kenapa kamu tidak sarapan? Kalau tidak makan, kamu tidak bisa konsentrasi buat belajar. Kamu harus sarapan!" Terus kalau seorang karyawan masuk kantor tanpa sarapan, dia pasti dinilai rendah olah atasannya. Dianggap tidak bisa mengawasi kesehatan diri sendiri. chotto kibishii ne~ (sadis juga)

Orang Jepang diajarkan sejak kecil harus makan supaya bisa bekerja secara optimal. Tentu saja karena saking sibuknya banyak juga yang tidak punya cukup waktu untuk sarapan. Bagi mereka, ada banyak makanan ringan yang bergizi lengkap, atau minuman berenergi juga banyak sekali.

Cerita sensei lagi nih.. Katanya para pegawai kantor single di Jepang yang tidak punya waktu buat nyiapin sarapan sendiri, bela-belain beli ramen d warung2 sekitar eki(stasiun kereta api) dan makannya pun (subhanallah sekali pemirsa,,) ga pake dikunyah, alias langsung ditelan! (takut telat kali yee...) hehe, lagi pula yang beli emang ngantri, ga sedikit orang yang makan ramennya sambil berdiri. Begitu selesai, bayar, langsung ngacir.. yang penting judulnya udah sarapan, biar ga dimarahin bos di kantor. ^.^ Oia, walau pun judulnya ‘sarapannya Cuma mie ramen’ tapi porsi ramen di Jepang emang porsi jumbo, yang cukup ngenyangin buat 3-4 jam. Jadi kalo masuk kantor rata2 jam 8, bisa tahan sampe jam makan siang tuh. Sugoi..

Kembali ke topik, menurut pendapat saya (kata sensei) setiap orang harus bekerja maksimal dan dengan kondisi prima. Saya tidak mau naik pesawat yang pilotnya mengantuk, tidak mau dioperasi oleh dokter yang lapar, (ya iyalah sensei.. siapa juga yang mau?) Kalau mengantuk sebaiknya tidur cukup, kalau lapar makan yang cukup, setelah itu bekerja dengan segala tenaga.

Trus saya tanya sensei (dengan sedikit malu2 anak kucing...) “Sensei, saya pernah baca, ada kotowaza(pribahasa) jepang ‘Asalkan ada semangat, walaupun lapar bisa berjuang’ sore wa mou kawarimashita ka? Lalu dijawab oleh Sensei, oo.. itu dulu, saat Perang Dunia II tentara Jepang menekankan kepentingan semangat secara ruarrrr biasa(hehe.. lebay) "Asalkan ada semangat, walaupun lapar bisa berjuang!". Tapi Kekalahan Perang Dunia II sudah membuktikan ketidak benaran peribahasa itu. Padahal sebelumnya tentara Jepang makan cukup sesuai dengan peribahasa "Kalau lapar tidak bisa berjuang". Segimanapun semangatnya, kalau lapar tentara Jepang tidak bisa mengalahkan Amerika.

Dari pelajaran pahit itu, orang Jepang lalu lebih mementingkan efisiensi dan menghindari usaha yang keras namun sia-sia pada akhirnya.

Juni 03, 2009

Kata Sifat part 1


Kata sifat dalam bahasa Jepang kurang lebih sama seperti kata sifat dalam Bahasa Indonesia, yaitu sama-sama menerangkan sifat dari kata benda, menyatakan keadaan sesuatu, dengan sendirinya dapat menjadi predikat, dan dapat mengalami perubahan bentuk. Kata sifat dalam Bahasa Jepang di bagi dua :

  • い形容詞 (i-keiyoushi) atau kata sifat i
  • な形容詞 (na-keiyoushi) atau kata sifat na


い形容詞 (kata sifat i)

Setiap kata sifat i selalu diakhiri silabel /i/ dalam bentuk kamusnya.

Namun kata yuumei (terkenal) kirai (benci) dan kirei (cantik/bersih) sering dianggap kata sifat i, padahal mereka termasuk dalam kata sifat na.

Contoh kata sifat i:

  1. あの 部屋は 狭い です。 (ano heya wa semai desu) Kamar itu sempit.
  2. 今日は 暑い です。 (kyou wa atsui desu) Hari ini panas.
  3. 甘い 食べ物 (amai tabemono) Makanan yang manis.
  4. 白い かばん (shiroi kaban) Tas merah.
  5. 冷たい 氷 (tsumetai koori) Es yang dingin.
  6. 厳しい 先生 (kibishii sensei) Guru yang galak/tegas.
NB: kata sifat diletakkan sebelum kata benda, untuk menerangkan sifat dari benda tersebut.


Contoh :

  1. 私の かばん は 新くない です。 (watashi no kaban wa atarashi(i)kunai desu) Tas saya tidak baru.
  2. 高くない物。 (taka(i)kunai mono) Barang yang tidak mahal.
  3. 美味しくない飲み物。 (oishi(i)kunai nomimono) Minuman yang tidak enak.

NB: (i) dalam kurung tidak dibaca.

Di bawah ini ada beberapa kata sifat bentuk 'i' yang baik untuk dipelajari. Jangan lupa untuk berlatih mengubahnya menjadi bentuk negatif setelah bentuk positifnya, agar lebih terampil dan tidak lupa.


Adapun untuk mengubah kata sifat 'i' menjadi bentuk negatif adalah sebagai berikut :

kata sifat (i) + kunai

*catatan, (i) dihilangkan.

Takai desu--Takakunai desu

Hazukashii desu--Hazukashikunai desu

dst,,

#untuk kata ii bentuk negatifnya menjadi ii-> yoi-> yokunai.

Dapat dihafal untuk menambah kotoba (kosa kata) kita.. MyEm0.com